Asatsuki : Tempat asal Wist.... Mm... tadi apa ya.... O... oni?
Wist : Onekis.
Asatsuki : Aa, iya, itu. Onekis itu nama negara...?
Wist : Nama negaranya Nise. Onekis itu ibu kotanya.
Asatsuki : He.... Kalau begiut, Onekis itu tempat seperti apa?
Wist : Hm, seperti apa, ya.... Dunia yang sangat berbeda dengan disini.
Wist : Tempat yang selalu dilanda hujan salju setahun penuh, dan jika berjalan keluar dengan baju setipis ini, kau akan segera mati membeku.
Asatsuki : Salju? Apa itu?
Wist : Kau ngga tau salju..!?
Asatsuki : Ngga.
Wist : ...Benar juga, dengan iklim seperti ini salju ngga mungkin turun, ya.
Wist : Salju itu.... Gimana bilangnya ya... semacam es kecil yang turun dari langit.
Asatsuki : Es dari langit...!?
Wist : Benar. Seperti kapas putih yang turun dari langit tanpa henti.
Asatsuki : Kapas putih, ya....
Asatsuki : A! Seperti yang pernah kubaca di dongeng dulu...!
Asatsuki : Oh ya, katanya kalau banyak salju yang turun, nanti ada suara unik dari langkah kaki kita. Itu sungguhan?
Wist : Ya.
Asatsuki : Kupikir itu hanya cerita buatan, ternyata benar-benar ada di negara jauh sana, ya. Aku ingin melihatnya, sepertinya menarik.
Wist : Tidak sebagus itu juga, sih....
Wist : Oh ya, ini kita mau kemana?
Asatsuki : Oh aku belum bilang, ya. Mau ke tempat Ishi-sensei.
Wist : Ishi.... Ah, maksudmu dokter*?
(TL Note: Selain 'isha', di Jepang ada penyebutan 'ishi' untuk dokter)
Asatsuki : Bukan, bukan. Namanya memang Ishi, dia seorang ilmuwan. Yah, sekilas dia juga keliatan seperti dokter, sih.
Wist : Apakah dia meneliti sesuatu?
Asatsuki : Ya. Misalnya sejarah huruf di negara ini. Lalu dia juga meneliti tentang legenda roh, juga juga terkadang meracik obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Asatsuki : Ia orang hebat yang tau segalanya!
Wist : He....
Asatsuki : Ditambah, saat para pendeta kesusahan untuk memecahkan suatu masalah, mereka akan meminta saran dari Ishi-sensei. Ia benar-benar tau segalanya.
Wist : Lalu ada perlu apa dengan orang hebat ini?
Asatsuki : Menurutku, Ishi-sensei pasti tau sesuatu tentang negara asal Wist.
Asatsuki : Pasti akan lebih baik kalau kau bisa cepat menemukan jalan pulang.
Wist : A, iya. Benar juga....
Asatsuki : Eh, Wist! Sini, sini! Ini jalan pintasnya!
***
Wist : Atmosfir di sini agak berbeda, ya. Dibanding di sekitar kuil, rasanya di sini lebih berantakan....
Asatsuki : Bukan berarti di sini berbahaya, tapi jangan ke sini sendirian saat malam, ya. Soalnya ada orang aneh juga.
Wist : Apakah jadi berbahaya saat malam?
Asatsuki : Hm, seperti banyak orang mabuk yang sampai bertengkar, juga banyak barang aneh yang dijual hanya saat malam.
Asatsuki : Waktu pertama kali ke sini, Chisha dipaksa membeli boneka penangkal iblis.
Asatsuki : Tempat ini juga sering didatangi orang-orang dari desa, jadi mereka sering jadi target penjual seperti itu.
Asatsuki : Karena itu, orang yang keliatan gampang gelisah seperti Wist mungkin akan jadi incaran!
Wist : ...Baiklah. Aku akan hati-hati.
***
??? : Ngga, ngga. Kalian salah paham! Aku tidak menjualnya secara paksa!
Abang-abang serem : Ha? Pacarku bilang dia dipaksa beli di tempatmu!
??? : Bang, tenang dulu bang. Pacar yang abang maksud itu belinya kapan?
Abang-abang serem : Kemarin lusa.
??? : Kemarin lusa? Hm, kok aneh. Kemarin lusa tokonya tutup karena aku pergi belanja.
??? : Mungkin salah orang.
Abang-abang serem : Ya mana gue tau! Liat batu ini! Ini dari tokomu kan?!
??? : Hm, a.... Yah, sepertinya emang agak mirip....
Wist : Disana ribut sekali, ya. Apa terjadi sesuatu?
Asatsuki : Pasti sesuatu yang merepotkan. Ayo cepat pergi sebelum terlibat.
Bruk!
Asatsuki : A!!
??? : Duh, duh, sakitnya....
Asatsuki : Ma-maafkan saya! Saya buru-buru.
??? : Berhati-hatilah.
Asatsuki : Saya benar-benar minta maaf.
??? : Yah, aku juga kurang memperhatikan, jadi sama-sama.
??? : A, di belakang kalian.
Asatsuki & Wist : He?
??? : Hei, kalian berdua!
Asatsuki : Uwa...! E, ada apa?
??? : Kalau ada abang serem yang datang, tolong bilang "Dia ke arah kanan" ya.
Wist : E?!
??? : Dah, dah. Tolong, ya!
Asatsuki : A! Tu-tunggu!
Abang-abang serem : Sialan! Kemana perginya orang itu?!
Abang-abang serem : Oi, kalian! Liat laki-laki mencolok lari ke arah sini ngga?
Asatsuki : Gimana ini? Kita harus jawab apa?
Wist : Bakal gawat kalau ketahuan bohong kan....
Abang-abang serem : Oi! Denger ngga?!
??? : Sudahlah, tenang dulu.
Abang-abang serem : HA? Eh, Fuji-san!
Fuji-san : Mereka jadi takut, kan.... Ada apa?
Abang-abang serem : Pacarku dipaksa beli permata sama orang aneh.
Fuji-san : Hm.... Apa iya?
Abang-abang serem : Fuji-san tau sesuatu?
Fuji-san : Aku pernah melihat beberapa toko yang menjual permata, tapi semuanya tidak pernah memaksa untuk beli, kok.
Fuji-san : Hanya saja mereka pandai bicara dan pengamatannya bagus, karena itu para wanita langsung membelinya tanpa pikir panjang.
Abang-abang serem : Artinya, pacarku yang bohong, ya.
Fuji-san : Aku tidak bilang dia berbohong. Tapi mungkin saja dia secara spontan mencari-cari alasan, kan?
Abang-abang serem : Ta-tapi...!
Fuji-san : Jadi, dia beli permata seperti apa?
Abang-abang serem : .... Ini.
Fuji-san : He.... Aku kurang tau detailnya karena bukan ahlinya, tapi menurutku ini bukan barang yang jelek, kok.
Abang-abang serem : ....
Fuji-san : Justru sepertinya pacarmu pandai memilih barang untuk dibeli, lho.
Abang-abang serem : Apa benar begitu?
Fuji-san : Iya. Pokoknya sekarang singkirkan dulu amarahmu.
Fuji-san : Oh ya, nih kukasih teh. Sekarang pulang, seduh teh ini bersama pacarmu dan bicarakan baik-baik.
Abang-abang serem : E, teh?
Abang-abang serem : I-ini.... Apa tak apa memberi barang sebagus ini untukku?
Abang-abang serem : Rasanya, itu.... Maafkan saya....
Fuji-san : Sudah, sudah. Sekarang bubar semuanya! Ini bukan tontonan, lho.
Asatsuki : Hebat! Ia meredakan keributannya!
Wist : Ya....
Fuji-san : Syukurlah kalian tidak jadi terlibat.
Asatsuki : Ya! Terima kasih banyak!
Wist : Terima kasih banyak. Kami tertolong.
Fuji-san : Aku bukan bermaksud menolong kalian, kok. Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu yang merepotkan di sini.
??? : Yah.... Aku benar-benar tertolong!
Asatsuki : A, kau yang tadi!
??? : Fuji-san, jangan-jangan kau orang hebat?
Fuji-san : Aku serahkan penilaiannya pada kalian, yah, sebenarnya aku hanya punya banyak kenalan di sini.
Fuji-san : Ngomong-ngomong, kau.
??? : Aku?
Fuji-san : Siapa namamu?
Anse : Namaku Anse.
Fuji-san : Anse, tadi aku memberikan teh pada pria itu. Maaf tapi kau mau mengganti tehnya kan? Itu daun teh berkualitas, lho.
Anse : E...? Bukannya kau yang seenaknya ngasih?
Fuji-san : Aku mengorbakan tehnya untuk meredam amarahnya.
Fuji-san : Jadi kau mau membayarnya, kan?
Anse : Eeeeee.....
***
(Bersambung)
IDOLiSH7: LINK RING WIND
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(21 Mei 2023)

Komentar
Posting Komentar