Mana : Lazi, lagi masak? Ada yang bisa kubantu?
Lazi : Ah, kalau gitu bisa tolong siapkan supnya?
Mana : Oke!
Lazi : Mana tu pekerja keras, ya. Vail juga cerita, dia sangat tertolong karena kamu semangat bantu dia menggarap ladangnya.
Mana : Ehehe, apa iya?
Mana : A....
Mana : (Hari ini menunya sup juga.... Aku ngga boleh manja, tapi lama-lama bosan juga.)
Lazi : Ada apa?
Mana : Ngga, bukan apa-apa. Aku senang, karena ini rasanya enak!
Lazi : Oh ya? Aku ngga segitu sukanya, tapi syukurlah kalau kau suka.
Mana : Kau ngga suka?
Lazi : Bukan berarti ngga suka. Cuma, aku makan ini terus.
Mana : ...Iya juga. Selalu sama, ya.
Lazi : Di tempat asal Mana, ada kentang yang jenisnya beda, kan?
Lazi : Meski sama-sama sup, apa ada yang rasanya beda?
Mana : Hm.... Ada yang mirip, tapi ada juga yang beda....
Lazi : Sudah kuduga. Rasanya beda-beda tergantung tempatnya, ya. Aku ingin mencoba masakan dari tempat asal Mana....
Mana : Bukannya Lazi sering ke desa lain?
Lazi : Aku emang sering antar barang sih.... Aku juga bukan asli sini.
Mana : E? Gitu, toh.
Lazi : Iyap.
Mana : Kupikir kau asli sini, soalnya kau akrab banget sama Chani dan lainnya.
Lazi : Keliatannya gitu, ya?
Mana : Ya! Kalau gitu, sebelumnya kau tinggal di tempat seperti apa?
Lazi : ...Keknya sangat jauh dari sini. Aku juga.... Ngga begitu ingat detailnya.
Mana : E?
Lazi : Waktu aku kecil, ada tanah longsor, dan desaku ketimbun semua.
Mana : ...Maaf!
Lazi : A, ngga, aku yang maaf. Tiba-tiba jadi cerita berat.
Mana : ...Ngga, aku juga.... Aku membuatmu mengingat kenangan yang menyakitkan, ya....
Lazi : Ngga, ngga papa kok. Itu dah cerita lama, lagian....
Lazi : Saat aku kesusahan karena kehilangan rumah dan keluarga, ada orang yang menolongku.
Lazi : Karena bertemu orang itu, aku merasa ngga semua kenanganku hanya berisi kesedihan. Makanya, jangan terlalu dipikirin.
Mana : Jangan-jangan, orang itu Chani dan Vail...?
Lazi : Bukan, aku ketemu mereka cukup lama setelah itu.
Lazi : Sebenarnya, aku juga kehilangan kontak dengan penolongku....
Lazi : Aku menjadi kurir dan pergi ke banyak tempat sambil mencari orang itu, tapi dimanapun rasa pertemanannya sangat kuat, aku ngga terbiasa dengan itu.
Lazi : Aku memaklumi kalau mereka jadi waspada dengan orang asing, tapi rasanya jadi ngga punya tempat buat pulang....
Lazi : Tapi, Chani, Vail, dan orang-orang di desa ini menerimaku dengan hangat.
Mana : Begitu rupanya....
Lazi : Karena itu, aku sedikit paham sama Mana yang datang ke tempat asing dan merasa cemas.
Lazi : Makanya, kalau ada yang pengen ditanyain, atau ada keraguan atau masalah, ngga usah sungkan cerita.
Lazi : Aku pengen bantu Mana sebanyak orang-orang sini bantuin aku.
Mana : ...Ya, makasih. Berkat Lazi, rasanya aku jadi lumayan tenang.
Lazi : Haha, syukurlah!
Lazi : Nah, ayo makan selagi masih anget!
***
Lazi : Terima kasih makanannya! Fu...! Aku kenyang.
Mana : Terima kasih makanannya. Eh, Lazi.
Mana : Di sekitar sini ada perpustakaan atau toko buku ngga?
Lazi : Perpustakaan?
Mana : Ya, Chani memperlihatkan peta yang ada di rumahnya, tapi cakupannya cuma di sekitar sini.
Mana : Kalau di perpustakaan, pasti ada peta yang cakupannya lebih luas kan?
Lazi : Ah, iya sih, kalau di perpustakaan pasti ada peta gede.... Tapi Mana tidak bawa KTP....
Mana : Apa itu?
Lazi : Ngga ingat? Kartu yang berisi info dimana kau tinggal, dan kau kerja apa.
Lazi : Karena itu perpustakaan milik akademi, harus bawa itu kalau mau masuk.
Mana : ...Aku, ngga punya.
Lazi : Sudah kuduga.... Waktu menemukanmu, sepertinya kau ngga bawa apa-apa juga.
Mana : ....
Lazi : A. tapi di desa sebelah ada perpustakaan kecil, mungkin kalau di situ bisa masuk meski ngga punya KTP.
Lazi : Ngga tau sih, di situ ada peta besar ngga. Tapi ayo coba ke sana!
Mana : Ya, makasih.
***
(Bersambung)
IDOLiSH7: LINK RING WIND
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(21 Mei 2023)

Komentar
Posting Komentar