LINK RING WIND Part I (07) - Perawat Bunga (IDOLiSH7 Event Story)

 


Wist : Inilah kebebasan...!

Asatsuki : Wist, kau baik-baik saja? Kayaknya kau gemetaran.

Chisha : Jangan-jangan demam?

Wist : Ngga.... Setelah datang kesini dan mencicipi sensasi yang belum pernah kurasakan, tanpa sadar aku jadi begitu senang.

Wist : Lalu.... Tubuhku jadi merinding....

Asatsuki : Hm...? Aku ngga begitu paham, tapi selama Wist senang, ya sudahlah.

Wist : Ya, bukan masalah. Nah, aku harus merawat bunga, kan? Antarkan aku!

***

Chisha : Gimana? Dah kelar?

Wist : Sudah. Aku mencoba sebisaku.

Asatsuki : Nah, gampang kan? ...Eh? Hei, kenapa kau mencabut rumput yang ada di sini?

Wist : Maksudmu rumput liar di sekitar bunganya? Kalau dibiarkan, pertumbuhan bunganya akan terganggu, kan?

Chisha : Pertumbuhannya terganggu?

Wist : Benar. Rumput liarnya akan merebut nutrisi sehingga bunganya jadi layu dan busuk. Untuk mencegah itu, aku mencabutinya.

Chisha : ...?

Wist : ...Di sini hal itu tidak diperlukan?

Chisha : Yah, dilakukan pun, sebenarnya ngga perlu.

Wist : Tidak perlu memberi pupuk, air, atau perlakuan khusus lainnya juga?

Asatsuki : Pupuk?

Wist : Pupuk itu mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.... Eh, jangan-jangan kau juga tidak tau itu?

Wist : Jangan-jangan, itu akan tetap mekar meski tidak diberi perlakuan khusus?

Chisha : Itu benar. Kan sudah kubilang. Merawat bunga ngga sesusah itu.

Asatsuki : Biasanya Mana juga kelihatan bosan, kan. Katanya "Tidak ada gunanya".

Chisha : Yah, apa boleh buat. Siapapun yang melakukannya, tidak akan ada yang berubah, sih.

Wist : Itu juga tertulis di jurnal milik Mana yang kutemukan, ya....

Wist : "Tidak ada gunanya merawatnya. Orang lain pun bisa melakukannya".

Wist : Itu sangat berbeda dengan di negaraku. Untuk menumbuhkan bunga, butuh kerja sama banyak ilmuwan dan pekerja, mengolah tanahnya, juga membuat air dengan nutrisi yang tinggi.

Wist : Agar tidak saling berebut nutrisi, kami juga harus memperhatikan jarak tanam antar bunganya.

Chisha & Asatsuki : ....

Asatsuki : Wist itu sangat tertarik dengan bunga, ya....

Wist : E...? Bukannya tertarik....

Chisha : Mana pasti kaget kalau dia di sini. Rupanya ada orang yang begitu bersemangat mengenai bunga sepertimu.

Asatsuki : Dia pasti akan senang!

Chisha : Ya....

Wist : Bukannya aku tertarik segitunya....

Wist : (Aku hanya suka mencari tau tentang tanaman. Saat menyentuhnya, aku merasa bisa melupakan hal yang tidak mengenakkan....)

Wist : (Tanaman tidak akan mengatakan apapun, juga tidak akan mengharapkan apapun. Aku hanya bisa tenang saat berada di rumah kaca....)

Asatsuki : Wist?

Wist : ...A, maaf. Aku hanya melamun.

Chisha : Beneran ngga papa? Apa kau kepanasan?

Wist : Bukan masalah. Oh ya, kalian....

Chisha : Hm?

Asatsuki : Kenapa?

Wist : Maukah kalian menceritakan lebih banyak tentang negara ini? Semuanya begitu berbeda dengan negaraku.

Asatsuki : Ngga masalah, sih. Tapi aku lebih penasaran dengan tempat asalmu.

Wist : Sudah kubilang, aku dari pusat kota akademi Onekis, tepatnya....

Asatsuki : Bukan itu! Aku sudah mencari di macam-macam peta yang ada di perpustakaan, tapi aku tidak menemukan kota yang bernama Onekis.

Wist : Tidak ada di peta...?

Asatsuki : A..., tapi biasanya aku juga tidak memeriksa peta, jadi mungkin cara mencariku yang salah.

Asatsuki : Maaf membuatmu cemas....

Wist : Yah, itu.... Santai saja.

Wist : (Iklim dan alam Onekis sangat berbeda dengan di sini. Ada kemungkinan jaraknya sangat jauh dari sini.)

Wist : (Seperti yang dikatakan Asatsuki, mungkin dia hanya kurang teliti.)

Wist : ...Asatsuki, apa aku boleh ke perpustakaannya? Aku ingin mencoba mencarinya sendiri.

Asatsuki : Tentu saja! Jarang sekali ada orang yang menggunakannya, jadi boleh-boleh saja. Malah aku senang kalau ada yang datang!

Wist : Kenapa jarang digunakan?

Asatsuki : Yah, itu karena yang bisa membaca buku hanya para pendeta.

Asatsuki : Padahal orang biasa sebenarnya juga boleh masuk ke perpustakaan kuil, kok. Tapi ngga ada yang datang.

Wist : Para pelajar juga ngga berkunjung?

Asatsuki : Pelajar?

Wist : Yah, mereka butuh belajar kan?

Chisha : Yang repot-repot datang ke perpustakaan buat belajar paling cuma mereka yang pengen jadi ilmuwan, kan?

Chisha : Yang lain mah asal bisa baca tulis aja dah cukup kok.

Asatsuki : Benar.

Wist : Kalau gitu, kalian berdua sama sekali ngga baca buku?

Chisha : Aku kadang baca cerita karna Asatsuki yang bawain, tapi aku ngga pernah baca yang lain....

Asatsuki : Aku sering membaca, kok!

Chisha : Kau mah beda kasus. Kalau mau jadi pustakawan mah minimal suka buku. Tapi, yang kaya Asatsuki ini lumayan langka menurutku.

Wist : (Negara ini sangat berbeda dengan tempat asalku.)

Wist : (Di Onekis, semua pelajaran dan buku yang dibaca ditentukan oleh akademi. Agar jadi lebih unggul.)

Wist : ...Negara ini sungguh kebalikannya, ya.

Chisha : E?

Wist : Disini ngga perlu susah-susah dan belajar mati-matian. 

Wist : Setiap orang tidak perlu terbebani misi khusus, dan tidak perlu khawatir esok hari akan ada orang mati kelaparan....

Chisha : ...? Tentu saja, kan. Makanan mah tinggal nyari di sekitar juga ada.... Eh--oi, Wist!?

Asatsuki : Wist, mau kemana?

Wist : Karena tugasnya dah kelar, aku mau keliling dulu bentar.

Asatsuki : Keliling...?

Chisha : Oi, emangnya kau tau jalan!?

Wist : Disini kalau cuma jalan-jalan aja ngga bakal mati, kan?

Wist : Nanti aku mau ke perpustakaan, tolong anterin pas aku balik.

(Drap... drap... drap....)

Chisha : Aa, oi! Tunggu!!!

Asatsuki : Dia pergi....

***

Wist : Ahaha! Sudah lama aku ngga merasakannya!

Wist : Akhirnya aku bebas. Akhirnya...!

***

(Bersambung)


IDOLiSH7: LINK RING WIND

Diterjemahkan oleh: Nisrina AF

(21 Mei 2023)

Komentar