Wist : Inilah kebebasan...!
Asatsuki : Wist, kau baik-baik saja? Kayaknya kau gemetaran.
Chisha : Jangan-jangan demam?
Wist : Ngga.... Setelah datang kesini dan mencicipi sensasi yang belum pernah kurasakan, tanpa sadar aku jadi begitu senang.
Wist : Lalu.... Tubuhku jadi merinding....
Asatsuki : Hm...? Aku ngga begitu paham, tapi selama Wist senang, ya sudahlah.
Wist : Ya, bukan masalah. Nah, aku harus merawat bunga, kan? Antarkan aku!
***
Chisha : Gimana? Dah kelar?
Wist : Sudah. Aku mencoba sebisaku.
Asatsuki : Nah, gampang kan? ...Eh? Hei, kenapa kau mencabut rumput yang ada di sini?
Wist : Maksudmu rumput liar di sekitar bunganya? Kalau dibiarkan, pertumbuhan bunganya akan terganggu, kan?
Chisha : Pertumbuhannya terganggu?
Wist : Benar. Rumput liarnya akan merebut nutrisi sehingga bunganya jadi layu dan busuk. Untuk mencegah itu, aku mencabutinya.
Chisha : ...?
Wist : ...Di sini hal itu tidak diperlukan?
Chisha : Yah, dilakukan pun, sebenarnya ngga perlu.
Wist : Tidak perlu memberi pupuk, air, atau perlakuan khusus lainnya juga?
Asatsuki : Pupuk?
Wist : Pupuk itu mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.... Eh, jangan-jangan kau juga tidak tau itu?
Wist : Jangan-jangan, itu akan tetap mekar meski tidak diberi perlakuan khusus?
Chisha : Itu benar. Kan sudah kubilang. Merawat bunga ngga sesusah itu.
Asatsuki : Biasanya Mana juga kelihatan bosan, kan. Katanya "Tidak ada gunanya".
Chisha : Yah, apa boleh buat. Siapapun yang melakukannya, tidak akan ada yang berubah, sih.
Wist : Itu juga tertulis di jurnal milik Mana yang kutemukan, ya....
Wist : "Tidak ada gunanya merawatnya. Orang lain pun bisa melakukannya".
Wist : Itu sangat berbeda dengan di negaraku. Untuk menumbuhkan bunga, butuh kerja sama banyak ilmuwan dan pekerja, mengolah tanahnya, juga membuat air dengan nutrisi yang tinggi.
Wist : Agar tidak saling berebut nutrisi, kami juga harus memperhatikan jarak tanam antar bunganya.
Chisha & Asatsuki : ....
Asatsuki : Wist itu sangat tertarik dengan bunga, ya....
Wist : E...? Bukannya tertarik....
Chisha : Mana pasti kaget kalau dia di sini. Rupanya ada orang yang begitu bersemangat mengenai bunga sepertimu.
Asatsuki : Dia pasti akan senang!
Chisha : Ya....
Wist : Bukannya aku tertarik segitunya....
Wist : (Aku hanya suka mencari tau tentang tanaman. Saat menyentuhnya, aku merasa bisa melupakan hal yang tidak mengenakkan....)
Wist : (Tanaman tidak akan mengatakan apapun, juga tidak akan mengharapkan apapun. Aku hanya bisa tenang saat berada di rumah kaca....)
Asatsuki : Wist?
Wist : ...A, maaf. Aku hanya melamun.
Chisha : Beneran ngga papa? Apa kau kepanasan?
Wist : Bukan masalah. Oh ya, kalian....
Chisha : Hm?
Asatsuki : Kenapa?
Wist : Maukah kalian menceritakan lebih banyak tentang negara ini? Semuanya begitu berbeda dengan negaraku.
Asatsuki : Ngga masalah, sih. Tapi aku lebih penasaran dengan tempat asalmu.
Wist : Sudah kubilang, aku dari pusat kota akademi Onekis, tepatnya....
Asatsuki : Bukan itu! Aku sudah mencari di macam-macam peta yang ada di perpustakaan, tapi aku tidak menemukan kota yang bernama Onekis.
Wist : Tidak ada di peta...?
Asatsuki : A..., tapi biasanya aku juga tidak memeriksa peta, jadi mungkin cara mencariku yang salah.
Asatsuki : Maaf membuatmu cemas....
Wist : Yah, itu.... Santai saja.
Wist : (Iklim dan alam Onekis sangat berbeda dengan di sini. Ada kemungkinan jaraknya sangat jauh dari sini.)
Wist : (Seperti yang dikatakan Asatsuki, mungkin dia hanya kurang teliti.)
Wist : ...Asatsuki, apa aku boleh ke perpustakaannya? Aku ingin mencoba mencarinya sendiri.
Asatsuki : Tentu saja! Jarang sekali ada orang yang menggunakannya, jadi boleh-boleh saja. Malah aku senang kalau ada yang datang!
Wist : Kenapa jarang digunakan?
Asatsuki : Yah, itu karena yang bisa membaca buku hanya para pendeta.
Asatsuki : Padahal orang biasa sebenarnya juga boleh masuk ke perpustakaan kuil, kok. Tapi ngga ada yang datang.
Wist : Para pelajar juga ngga berkunjung?
Asatsuki : Pelajar?
Wist : Yah, mereka butuh belajar kan?
Chisha : Yang repot-repot datang ke perpustakaan buat belajar paling cuma mereka yang pengen jadi ilmuwan, kan?
Chisha : Yang lain mah asal bisa baca tulis aja dah cukup kok.
Asatsuki : Benar.
Wist : Kalau gitu, kalian berdua sama sekali ngga baca buku?
Chisha : Aku kadang baca cerita karna Asatsuki yang bawain, tapi aku ngga pernah baca yang lain....
Asatsuki : Aku sering membaca, kok!
Chisha : Kau mah beda kasus. Kalau mau jadi pustakawan mah minimal suka buku. Tapi, yang kaya Asatsuki ini lumayan langka menurutku.
Wist : (Negara ini sangat berbeda dengan tempat asalku.)
Wist : (Di Onekis, semua pelajaran dan buku yang dibaca ditentukan oleh akademi. Agar jadi lebih unggul.)
Wist : ...Negara ini sungguh kebalikannya, ya.
Chisha : E?
Wist : Disini ngga perlu susah-susah dan belajar mati-matian.
Wist : Setiap orang tidak perlu terbebani misi khusus, dan tidak perlu khawatir esok hari akan ada orang mati kelaparan....
Chisha : ...? Tentu saja, kan. Makanan mah tinggal nyari di sekitar juga ada.... Eh--oi, Wist!?
Asatsuki : Wist, mau kemana?
Wist : Karena tugasnya dah kelar, aku mau keliling dulu bentar.
Asatsuki : Keliling...?
Chisha : Oi, emangnya kau tau jalan!?
Wist : Disini kalau cuma jalan-jalan aja ngga bakal mati, kan?
Wist : Nanti aku mau ke perpustakaan, tolong anterin pas aku balik.
(Drap... drap... drap....)
Chisha : Aa, oi! Tunggu!!!
Asatsuki : Dia pergi....
***
Wist : Ahaha! Sudah lama aku ngga merasakannya!
Wist : Akhirnya aku bebas. Akhirnya...!
***
(Bersambung)
IDOLiSH7: LINK RING WIND
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(21 Mei 2023)

Komentar
Posting Komentar