LINK RING WIND Part I (06) - Rumah Kaca Milik Vail (IDOLiSH7 Event Story)

Mana : Wah.... Semuanya putih. Juga dingin....

Mana : Eh, ini apa?

Lazi : Ini...? Maksudmu yang mana?

Mana : Benda putih dan dingin ini. Ini apa?

Chani : Jangan-jangan, maksudmu salju?

Mana : Sal... ju?

Mana : Salju? Maksudmu salju itu?

Lazi : Salju ya salju. Emang ada yang lain?

Mana : E? Benarkah? Ini salju asli? Habisnya, salju itu kan dongeng yang dibuat-buat.

Chani : Mana...? Sebenarnya kau kenapa? Bukankah salju ada dimanapun?

Mana : E, itu.... A, be-benar juga, ya.

Mana : (Gawat.... Aku mengatakan hal yang aneh, ya.)

Mana : (Bagaimana ini? Sebenarnya ini dimana? Apakah aku tersesat di dunia dongeng? Ngga, ngga....)

Mana : (Intinya, kalau terus begini aku akan dicap jadi orang aneh. Aku harus berpura-pura.)

Chani : Mana? Kau baik-baik saja...?

Mana : A, maaf. Sepertinya isi kepalaku jadi berantakan gara-gara pingsan.

Mana : Sepertinya aku hilang ingatan. Karena itu, aku ngga ingat apapun soal salju.... Aku mengatakan hal yang aneh, ya.

Lazi : E!? Hilang ingatan!? Kau baik-baik saja?

Mana : I-iya. Aku sama sekali tidak ingat darimana asalku, maupun tentang negara ini.

Chani : .... Sebaiknya kau diperiksakan.

Mana : A, i-itu, sepertinya tidak perlu ke dokter. Tubuhku baik-baik saja, kok. Tidak perlu khawatir!

Mana : Lagipula aku masih ingat namaku, menurutku aku juga akan mengingat hal lain secara perlahan.

Lazi : ...Hei, Chani. Mana sepertinya berusaha menutup-nutupi sesuatu, kan? Sungguh tidak masuk akal.

Chani : Kau benar. Sepertinya lukanya belum sembuh, menurutku kita tidak perlu memaksanya.

Lazi : Lagipula, sepertinya ia tidak bawa kartu tanda penduduk, jadi kita tidak bisa membawanya ke dokter, kan.

Chani : Itu benar.... Sepertinya kita tidak punya pilihan selain mengamati keadaannya.

Chani : Mana, sekarang tubuhmu sudah baikan, bukan?

Mana : Ya, berkat kalian, sekarang aku baik-baik saja! Aku benar-benar berterima kasih!

Lazi : Mau periksa ke dokter pun, di dekat sini tidak ada, mungkin lain kali aja waktu ke pusat, ya.

Lazi : Pokoknya pelan-pelan saja, ya. Jangan memaksakan diri.

Chani : Oh, ya. Gimana kalau besok kita minta Vail untuk lihat-lihat rumah kaca?

Mana : Rumah kaca...? Aa! Tempat kalian merawat tanaman itu?

***

Mana : Ini, rumah kaca? Disini hangat, ya. Ngga seperti di luar.

Vail : Ya, benar. Aku menanam sayuran disini.

Vail : Karena matahari jarang muncul, aku membuat lingkungan yang hangat dari dalam supaya sayurnya bisa tumbuh.

Vail : Lazi mengangkut sayuran yang dipanen ke gudang memakai gerobak, lalu sayuran yang sudah terkumpul di gudang akan dibagi secara merata ke kota pusat dan semua desa. Itu semua pekerjaan yang penting.

Mana : ....

Vail : Kenapa melamun? A.... Jangan-jangan kau kedinginan?

Mana : A, itu....

Vail : Meski disini lebih hangat daripada di luar, kau kan baru sembuh, jadi jangan memaksakan diri. Tunggu sebentar, akan kuambilkan jaket.

Mana : A, bukan. Bukan itu.... Gimana bilangnya ya, menurutku kau hebat....

Mana : Semuanya kelihatan terawat dengan baik....

Vail : Kau berlebihan. Tempat asalmu juga begini, kan?

Mana : Sama sekali tidak.... Sama sekali berbeda....

Vail : ...?

Mana : Eh, ini semua, Veil dan yang lain yang membuatnya!?

Vail : Tidak semuanya sih, tapi kurang lebih separuhnya.

Mana : ...Hebat! Hebat, keren!

Mana : Tanahnya diolah dengan baik dan rapi, sayurnya juga ditanam sesuai jenisnya, itu sunggu hebat...!

Mana : A, ini! Ini lobak yang ada di sup tadi pagi, kan!?

Mana : Hm? Yang di situ.... Bawang!?

Vail : Ya, kau benar. Aku senang kau begitu tertarik.

Vail : Kalau tak keberatan, mau mencoba mengurus lahan di sebelah sana?

Mana : E?! Bolehkah!?

Vail : Tentu saja.

***

Mana : Hei, Vail. Gali tanahnya cukup segini?

Vail : Benar. Mana cepat mengerti, ya.

Mana : Benarkah? Terima kasih, Vail juga pandai mengajariku.

Vail : Itu karena Mana punya niat. Hari ini saja, kau sudah hafal semua jenis benih.

Mana : Selanjutnya kau akan mengajari apa?

Vail : Ahaha! Semangatmu tak tertandingi, ya.

Vail : Kalau begitu, selanjutnya....

Mana : A, tunggu sebentar. Apa kau punya sesuatu untuk mencatat...?

Mana : Aku kurang percaya diri bisa terus mengingat semua yang kau ajarkan.

Vail : Ah, maaf. Aku tidak menyadarinya. Bolpen dan kertasnya.... Seharusnya ada di gudang. Mau ke sana?

***

Mana : Wah, alatnya macam-macam, ya. Yang ada di karung ini apa?

Vail : Itu pupuk. Untuk disebarkan di atas tanah.

Mana : Disebarkan di atas tanah?

Vail : Kalau pupuknya kurang, tanamannya bakal cepat layu.

Mana : Oh, begitu....

Mana : (Di tempat ini, meski dirawat dengan benar, kalau alat dan bahannya kurang, tanamannya tidak akan tumbuh rupanya....)

Mana : (Padahal di tempat asalku, bunga, sayur, maupun buah bisa tumbuh dimanapun tanpa campur tangan manusia, tidak perlu susah-susah merawatnya....)

Vail : A! Aku menemukan bolpennya.

Vail : Kertasnya.... Sepertinya tidak ada. Ayo coba cari di tempat lain.

Mana : ...Hm? Hei, Veil. Yang tergeletak di belakang mesin ini bukannya buku catatan?

Vail : Hoo, kau benar. Tapi, kenapa ada di tempat seperti itu?

Mana : Sepertinya buku catatan lama, apa mungkin milik seseorang yang jatuh?

Vail : Apa ada tulisannya?

Mana : Em.... Wah, hebat...! Tertulis cara merawat berbagai macam tanaman!

Vail : Aku pinjam sebentar. Tulisan ini.... milik 'dia'.

Mana : 'Dia'?

Vail : 'Dia' itu.... Nah, ini dia. Tertulis namanya, Wist.

Mana : Wist...?

Vail : Putra dari rektor yang tinggal di kota pusat.... Em, sepertinya kalau begini kau tidak paham, ya. Itu.... Dia putra dari seseorang yang hebat. Entah sejak kapan dia mulai menulis catatan ini.

Mana : Eh? Catatan? Be.... Ini bacanya gimana?

Vail : Yang mana...? Hm, "Aku ingin bebas", kah. Kenapa, Mana? Kau tidak bisa membaca?

Mana : Itu.... Aku kurang suka belajar.

Mana : (Banyak sekali huruf yang tak bisa kubaca. Sudah kuduga, tempat ini sangat berbeda dengan Yoino---Bukan, Shin-yoo....)

Vail : Tak usah terlalu dipikirkan. Aku juga kurang suka belajar.

Vail : Orang yang bernama Wist ini juga sering bilang "Tidak mau belajar terus-terusan, membosankan, dan aku ingin jadi bebas", kemudian membolos.

Mana : He.... Bebas, ya.... Padahal itu tidak sebagus kedengarannya....

Vail : ....Mana itu cukup unik, ya. Kau lebih suka tidak bebas?

Mana : E?

Vail : Biasanya orang akan bilang bebas itu hal yang bagus. Apa kau lebih suka bekerja?

Mana : E? A, hm.... Entah suka atau tidak, aku tidak begitu paham. Tapi menurutku hari ini menyenangkan.

Vail : Apa selama ini tidak semenyenangkan itu?

Mana : ...Ya, sepertinya. Tidak, aku tidak begitu ingat tapi, sepertinya begitu. 

Mana : (Aku suka bunga, jadi aku tidak membenci pekerjaan sebagai tukang kebun.)

Mana : (Tapi, tidak peduli siapapun yang melakukannya, meski tidak kurawat pun bunganya akan tetap tumbuh. Aku tidak merasakan manfaatnya....)

Vail : Begitu rupanya.

Vail : ....Hiks.

Mana : E!? Kau kenapa, Vail!? Kenapa kau menangis?

Vail : Tidak, maaf. Padahal Mana begitu kesulitan, tapi tetap terlihat begitu tegar....

Mana : Ja-jangan menangis, Vail! Aku tidak begitu mengerti, tapi maaf, ya....

Vail : Tidak apa-apa. Mana tidak perlu memaksakan diri untuk menceritakannya.

Vail : Selama kau merasa senang hari ini, itu cukup bagiku.

Mana : Ya.... Terima kasih.

Mana : Aku senang datang ke sini dan bertemu dengan Vail dan yang lain. Aku ingin tau lebih banyak hal.

Mana : Hal yang bisa kulakukan mungkin hanya sedikit. Tapi jika Vail tidak keberatan, aku ingin belajar lebih banyak hal darimu!

Vail : Mana.... Ya, tentu saja. Ayo berjuang bersama...!

***

(Bersambung)


IDOLiSH7: LINK RING WIND

Diterjemahkan oleh: Nisrina AF

(20 Mei 2023)

Komentar