Wist : Aku... merawat bunga?
Asatsuki : Ya. Tukang kebun untuk kuil ini. Itu tadinya pekerjaan Mana. Yah, meski sepertinya dia bosan dengan pekerjaannya....
Asatsuki : Tapi, saat dia tidak di sini dan kehilangan pekerjaannya, ia seolah kehilangan tempat baginya, dan rasanya tak mengenakkan. Begitu katanya.
Asatsuki : Karena itu, selama Mana belum ketemu, aku ingin Wist menggantikannya agar pekerjaan ini tidak diserahkan pada orang lain.
Wist : ...Terdengar merepotkan, tapi aku akan berusaha sebisaku....
Asatsuki : Benarkah!? Syukurlah...!
Wist : Omong-omong, kalian berdua kerjanya ngapain?
Asatsuki : Aku pustakawan kuil, kalau Chisha....
Chisha : Merawat persik.
Wist : Pustakawan aku paham.... Kalau merawat persik?
Chisha : Aku merawat pohon persik yang ada di kuil. Memantau kondisinya setiap hari, memetik buahnya untuk festival kuil. Pekerjaan yang biasa, kan?
Wist : Ho... sama seperti orang-orang di tempat pertanian....
Chisha : Pertanian apa lagi? Kemarin kau juga bilang itu, kan?
Chisha : Yah, kalau ngga mau jelasin ngga papa sih.
Wist : Merawat bunga dan persik pada intinya sama kan?
Chisha : Benar. Kau harus merawat bunga yang ada di kuil. Lalu kau juga harus menyiapkan bunga untuk persembahan.
Wist : Itu... bukannya susah? Ngga yakin pemula macam aku bisa melakukannya.
Chisha : Susah? Yah, emang bunga buat persembahannya berbeda-beda tergantung festivalnya. Mungkin menghafalnya bakal susah.
Chisha : Mengenai itu, persik yang dipakai buat persembahan juga biasanya sejenis, jadi gampang nanti.
Wist : Itu, bukan masalah jenisnya.... Merawat dan menumbuhkannya itu susah kan?
Chisha : E?
Wist : ...?
Chisha : Yah, umur bunga memang pendek sih. Kau harus sering membibit, lalu menanam kembali. Itu juga mungkin agak repot.
Wist : Menanam kembali?
Chisha : Begitulah.
Wist : Bukannya itu sangat sulit?
Chisha : ...?
Asatsuki : Itu ngga terlalu sulit, bukan? Hanya menanam kembali.
Wist : Kalau begitu, bagaimana dengan pohon persiknya?
Chisha : Sama kek bunga. Kalau buahnya habis, tinggal nyari pohon lain terus tanam lagi.
Asatsuki : Soalnya bunga dan pohon tumbuh dimana-mana.
Wist : Jangan-jangan semua tanaman disini tumbuh secara alami?
Chisha : Ya gitu. Kalau lagi ngga musim hujan, kita harus menyiramnya, sih.
Asatsuki : Hei, daripada itu, kita harus menyerahkan surat pengantar Wist ke pendeta.
Chisha : Oh iya. Mau dikasih ke siapa?
Asatsuki : Ke orang yang tidak akan menyadari kalau surat ini palsu.
Wist : Oi, maksudmu palsu....
Asatsuki : Benar. Kalau ngga ada ini, kau ngga bisa kerja.
Asatsuki : A, aku menulisnya sebaik mungkin, jadi ngga perlu khawatir!
Wist : (Ngga, bukan itu masalahnya. Di Onekisu, pemalsuan dokumen itu pelanggaran berat. Kalau ketahuan bisa-bisa dipenjara.)
Chisha : Demi Mana, kita harus menyerahkannya sebelum pengurus bunga selanjutnya ditetapkan. Asatsuki, kau ngga ada kenalan pendeta yang akrab, gitu?
Asatsuki : Ee.... Ngga ada. Aku juga ngga begitu sering ngobrol....
Chisha : Ya, betul juga.
Wist : E? Kalian tidak begitu akrab meski bekerja di kuil yang sama?
Chisha : Pendeta itu orang-orang terpilih dari keluarga terpandang, beda sama kita-kita ini.
Asatsuki : Kami jarang bicara, dan rasanya mereka susah didekati.
Asatsuki : Sekalinya bicara pun, itu saat Mana menghilang kemarin.
Chisha : Itu benar.
Chisha : Dan pendeta yang paling ngga mau kutitipi surat ini....
Chisha & Asatsuki : Tuan Kaido.
Kaido : Kalian memanggilku?
Chisha, Wist, Asatsuki : ...!!
Kaido : Sepertinya barusan kalian memanggil namaku?
Chisha : I-itu, er.... I-iya, tapi juga tidak....
Kaido : Mencurigakan.... Apa yang kalian lakukan disini?
Asatsuki : Tidak, itu.... Kami baru saja mau bekerja....
Kaido : Kalau begitu kenapa tidak menuju tempat masing-masing?
Kaido : Hm...? Kalian teman tukang kebun yang hilang itu rupanya. Apa yang kalian bicarakan disini?
Asatsuki : Ti-tidak. Sama sekali bukan....
Kaido : Baru kali ini aku melihat wajahmu.
Wist : ...!!
Kaido : Namamu?
Wist : Saya, Wist.
Kaido : Wist? Memangnya ada orang yang punya nama itu di kuil ini...?
Kaido : Kau lahir dimana? Kau masuk ke sini lewat koneksi siapa?
Wist : Itu....
Kaido : Kenapa? Kau tidak bisa menjawabnya?
Wist : ...!
Chisha : Tuan Kaido! Surat pengantarnya....
??? : Kaido! Disini kau rupanya.
Kaido : Ada apa, Ryobu?
Ryobu : Waktu rapatnya berubah. Kita harus berkumpul secepatnya sekarang juga.
Kaido : Dimengerti.
Kaido : Chisha, mana surat pengantarnya?
Chisha : Ini.
Kaido : Nanti jelaskanlah pada bagian personalia. Lalu, jangan melakukan hal-hal yang mencurigakan.
Chisha : Saya mengerti. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang aneh!
Ryobu : Kaido, cepatlah. Kepala pendeta sudah menunggu.
Kaido : Kepala pendeta? Mencurigakan.
Ryobu : Sepertinya ada hal lain selain kasus tukang bunga itu.
(Tuk Tuk Tuk....)
Chisha : Fyuh.... Hampir saja. Kalau Tuan Kaido melihatnya, pasti langsung ketahuan kalau ini palsu.
Asatsuki : Hei, mengenai tadi.... Mereka terlihat mencurigakan dan buru-buru.... Apa terjadi sesuatu ya?
Chisha : Entahlah.
Asatsuki : Sudah ada kasus Mana, kuharap tidak ada kejadian aneh lagi setelah ini.
Wist : ...Hei, aku tidak merepotkan kalian, kan?
Asatsuki : E?
Wist : Kalau surat palsu itu ketahuan, kalian pasti akan dihukum.
Wist : Kalian memang tidak ingin anak bernama Mana itu kehilangan pekerjaannya, tapi apa kalian harus sampai melanggar peraturan seperti itu?
Chisha : Melanggar?
Wist : Aku ingin kalian berhenti jika melakukannya untuk orang yang tak punya tempat kembali sepertiku.
Asatsuki : Wist?
Chisha : Kenapa tiba-tiba?
Wist : Lagian, memang sepertinya aku tidak akan bisa merawat bunga-bunga itu.
Asatsuki : Tu-tunggu dulu. Melanggar itu... maksudnya surat palsu?
Wist : Bekerja di kuil itu, artinya pekerjaan yang sangat penting, kan? Memalsukan hal terkait itu, menurutku hal yang buruk.
Wist : Pemalsuan surat pengantar itu sama saja dengan pemalsuan identitas.
Asatsuki : Yah, ini memang hal yang tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan aturan....
Chisha : Tapi meski kami bekerja di kuil, pekerjaan ini bisa dilakukan siapa saja, tidak sepenting itu kok.
Chisha : Meski ada pengecualian untuk pendeta yang harus berasal dari keluarga terpandang dan mengikuti ujian.
Asatsuki : Pekerjaan kami didapat dari sistem kenalan. Kuil ini menggunakannya sebagai formalitas.
Wist : Formalitas?
Chisha :Yep. Bukan artinya orang yang berasal dari antah berantah ngga boleh kerja di kuil ini.
Asatsuki : Di sini ada bermacam-macam surat dan dokumen, namun tampaknya itu tak diperlukan.
Asatsuki : Tapi yang terpenting, kadang kita tidak bisa menempati posisi yang kita inginkan, disitulah peran sistem kenalan ini.
Chisha : Benar, orang yang diperkenalkan, yang penting bisa melakukan tugasnya dengan benar saja.
Wist : Dengan benar itu....
Asatsuki : Aku punya relasi dengan pustakawan sebelumnya, jadi aku diperkenalkan. Habisnya aku suka buku!
Asatsuki : Kalau Chisha, perawat persik sebelumnya adalah kenalan kakeknya.
Chisha : Sewaktu kecil, aku sering makan persik sampai perutku penuh, jadi kakek menyarankan untuk menjadi perawat persik di kuil.
Asatsuki : Chisha itu lumayan rakus, lho.
Chisha : Berisik.
Asatsuki : Ahaha!
Wist : ....
Asatsuki : Kau kenapa, Wist? Kenapa kaget begitu?
Wist : Yah, itu....
Wist : (Di tempat asalku, pekerjaan ditentukan oleh akademi setelah melihat kecocokannya.)
Wist : (Memang ada orang yang meneruskan jejak orang tua ataupun kenalannya, namun itu adalah sesuatu yang diputuskan oleh akademik berdasarkan kecocokan, bukan sesuatu yang bisa diputuskan individu.)
Wist : Apakah semua orang disini begitu? Mereka yang tidak bekerja di kuil, bagaimana pekerjaannya dipilihkan?
Chisha : Daripada dipilihkan, lebih tepatnya mereka memilih sendiri.
Asatsuki : Banyak orang yang memilih pekerjaan berdasarkan makanan favorit mereka. Mereka memilih berdasarkan lingkungan dan relasi para pekerjanya juga, sih.
Chisha : Intinya mereka memilih berdasar untung tidaknya.
Asatsuki : Pekerjaan yang tidak diminati orang lain biasanya mendatangkan lebih banyak uang. Lalu, ada juga orang yang kepikiran membuat pekerjaan baru.
Chisha : Singkatnya, mempekerjakan orang yang ingin mengerjakan hal itu. Biasa, kan?
Wist : Mempekerjakan orang yang ingin melakukannya...?
Wist : ...Bu. Ahahaha...!
Asatsuki : Wist...?
Chisha : Kau kenapa, tiba-tiba!?
Wist : Maaf. Rasanya, tiba-tiba bahuku melemas.... Ku-ahahaha....
Wist : Begitu, ya.... Begitu rupanya...!
Chisha & Asatsuki : ...?
Wist : Ini yang namanya, kebebasan...!
***
(Bersambung)
IDOLiSH7: LINK RING WIND
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(20 Mei 2023)

Komentar
Posting Komentar