LINK RING WIND Part I (05) - Tugas di Kuil (IDOLiSH7 Event Story)

 


Wist : Aku... merawat bunga?

Asatsuki : Ya. Tukang kebun untuk kuil ini. Itu tadinya pekerjaan Mana. Yah, meski sepertinya dia bosan dengan pekerjaannya....

Asatsuki : Tapi, saat dia tidak di sini dan kehilangan pekerjaannya, ia seolah kehilangan tempat baginya, dan rasanya tak mengenakkan. Begitu katanya.

Asatsuki : Karena itu, selama Mana belum ketemu, aku ingin Wist menggantikannya agar pekerjaan ini tidak diserahkan pada orang lain.

Wist : ...Terdengar merepotkan, tapi aku akan berusaha sebisaku....

Asatsuki : Benarkah!? Syukurlah...!

Wist : Omong-omong, kalian berdua kerjanya ngapain?

Asatsuki : Aku pustakawan kuil, kalau Chisha....

Chisha : Merawat persik.

Wist : Pustakawan aku paham.... Kalau merawat persik?

Chisha : Aku merawat pohon persik yang ada di kuil. Memantau kondisinya setiap hari, memetik buahnya untuk festival kuil. Pekerjaan yang biasa, kan?

Wist : Ho... sama seperti orang-orang di tempat pertanian....

Chisha : Pertanian apa lagi? Kemarin kau juga bilang itu, kan?

Chisha : Yah, kalau ngga mau jelasin ngga papa sih.

Wist : Merawat bunga dan persik pada intinya sama kan?

Chisha : Benar. Kau harus merawat bunga yang ada di kuil. Lalu kau juga harus menyiapkan bunga untuk persembahan.

Wist : Itu... bukannya susah? Ngga yakin pemula macam aku bisa melakukannya.

Chisha : Susah? Yah, emang bunga buat persembahannya berbeda-beda tergantung festivalnya. Mungkin menghafalnya bakal susah.

Chisha : Mengenai itu, persik yang dipakai buat persembahan juga biasanya sejenis, jadi gampang nanti.

Wist : Itu, bukan masalah jenisnya.... Merawat dan menumbuhkannya itu susah kan?

Chisha : E?

Wist : ...?

Chisha : Yah, umur bunga memang pendek sih. Kau harus sering membibit, lalu menanam kembali. Itu juga mungkin agak repot.

Wist : Menanam kembali?

Chisha : Begitulah.

Wist : Bukannya itu sangat sulit?

Chisha : ...?

Asatsuki : Itu ngga terlalu sulit, bukan? Hanya menanam kembali.

Wist : Kalau begitu, bagaimana dengan pohon persiknya?

Chisha : Sama kek bunga. Kalau buahnya habis, tinggal nyari pohon lain terus tanam lagi.

Asatsuki : Soalnya bunga dan pohon tumbuh dimana-mana.

Wist : Jangan-jangan semua tanaman disini tumbuh secara alami?

Chisha : Ya gitu. Kalau lagi ngga musim hujan, kita harus menyiramnya, sih.

Asatsuki : Hei, daripada itu, kita harus menyerahkan surat pengantar Wist ke pendeta.

Chisha : Oh iya. Mau dikasih ke siapa?

Asatsuki : Ke orang yang tidak akan menyadari kalau surat ini palsu.

Wist : Oi, maksudmu palsu....

Asatsuki : Benar. Kalau ngga ada ini, kau ngga bisa kerja.

Asatsuki : A, aku menulisnya sebaik mungkin, jadi ngga perlu khawatir!

Wist : (Ngga, bukan itu masalahnya. Di Onekisu, pemalsuan dokumen itu pelanggaran berat. Kalau ketahuan bisa-bisa dipenjara.)

Chisha : Demi Mana, kita harus menyerahkannya sebelum pengurus bunga selanjutnya ditetapkan. Asatsuki, kau ngga ada kenalan pendeta yang akrab, gitu?

Asatsuki : Ee.... Ngga ada. Aku juga ngga begitu sering ngobrol....

Chisha : Ya, betul juga.

Wist : E? Kalian tidak begitu akrab meski bekerja di kuil yang sama?

Chisha : Pendeta itu orang-orang terpilih dari keluarga terpandang, beda sama kita-kita ini.

Asatsuki : Kami jarang bicara, dan rasanya mereka susah didekati.

Asatsuki : Sekalinya bicara pun, itu saat Mana menghilang kemarin.

Chisha : Itu benar.

Chisha : Dan pendeta yang paling ngga mau kutitipi surat ini....

Chisha & Asatsuki : Tuan Kaido.

Kaido : Kalian memanggilku?

Chisha, Wist, Asatsuki : ...!!

Kaido : Sepertinya barusan kalian memanggil namaku?

Chisha : I-itu, er.... I-iya, tapi juga tidak....

Kaido : Mencurigakan.... Apa yang kalian lakukan disini?

Asatsuki : Tidak, itu.... Kami baru saja mau bekerja....

Kaido : Kalau begitu kenapa tidak menuju tempat masing-masing?

Kaido : Hm...? Kalian teman tukang kebun yang hilang itu rupanya. Apa yang kalian bicarakan disini?

Asatsuki : Ti-tidak. Sama sekali bukan....

Kaido : Baru kali ini aku melihat wajahmu.

Wist : ...!!

Kaido : Namamu?

Wist : Saya, Wist.

Kaido : Wist? Memangnya ada orang yang punya nama itu di kuil ini...?

Kaido : Kau lahir dimana? Kau masuk ke sini lewat koneksi siapa?

Wist : Itu....

Kaido : Kenapa? Kau tidak bisa menjawabnya?

Wist : ...!

Chisha : Tuan Kaido! Surat pengantarnya....

??? : Kaido! Disini kau rupanya.

Kaido : Ada apa, Ryobu?

Ryobu : Waktu rapatnya berubah. Kita harus berkumpul secepatnya sekarang juga.

Kaido : Dimengerti.

Kaido : Chisha, mana surat pengantarnya?

Chisha : Ini.

Kaido : Nanti jelaskanlah pada bagian personalia. Lalu, jangan melakukan hal-hal yang mencurigakan.

Chisha : Saya mengerti. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang aneh!

Ryobu : Kaido, cepatlah. Kepala pendeta sudah menunggu.

Kaido : Kepala pendeta? Mencurigakan.

Ryobu : Sepertinya ada hal lain selain kasus tukang bunga itu.

(Tuk Tuk Tuk....)

Chisha : Fyuh.... Hampir saja. Kalau Tuan Kaido melihatnya, pasti langsung ketahuan kalau ini palsu.

Asatsuki : Hei, mengenai tadi.... Mereka terlihat mencurigakan dan buru-buru.... Apa terjadi sesuatu ya?

Chisha : Entahlah.

Asatsuki : Sudah ada kasus Mana, kuharap tidak ada kejadian aneh lagi setelah ini.

Wist : ...Hei, aku tidak merepotkan kalian, kan?

Asatsuki : E?

Wist : Kalau surat palsu itu ketahuan, kalian pasti akan dihukum.

Wist : Kalian memang tidak ingin anak bernama Mana itu kehilangan pekerjaannya, tapi apa kalian harus sampai melanggar peraturan seperti itu?

Chisha : Melanggar?

Wist : Aku ingin kalian berhenti jika melakukannya untuk orang yang tak punya tempat kembali sepertiku.

Asatsuki : Wist?

Chisha : Kenapa tiba-tiba?

Wist : Lagian, memang sepertinya aku tidak akan bisa merawat bunga-bunga itu.

Asatsuki : Tu-tunggu dulu. Melanggar itu... maksudnya surat palsu?

Wist : Bekerja di kuil itu, artinya pekerjaan yang sangat penting, kan? Memalsukan hal terkait itu, menurutku hal yang buruk.

Wist : Pemalsuan surat pengantar itu sama saja dengan pemalsuan identitas.

Asatsuki : Yah, ini memang hal yang tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan aturan....

Chisha : Tapi meski kami bekerja di kuil, pekerjaan ini bisa dilakukan siapa saja, tidak sepenting itu kok.

Chisha : Meski ada pengecualian untuk pendeta yang harus berasal dari keluarga terpandang dan mengikuti ujian.

Asatsuki : Pekerjaan kami didapat dari sistem kenalan. Kuil ini menggunakannya sebagai formalitas.

Wist : Formalitas?

Chisha :Yep. Bukan artinya orang yang berasal dari antah berantah ngga boleh kerja di kuil ini.

Asatsuki : Di sini ada bermacam-macam surat dan dokumen, namun tampaknya itu tak diperlukan.

Asatsuki : Tapi yang terpenting, kadang kita tidak bisa menempati posisi yang kita inginkan, disitulah peran sistem kenalan ini.

Chisha : Benar, orang yang diperkenalkan, yang penting bisa melakukan tugasnya dengan benar saja.

Wist : Dengan benar itu....

Asatsuki : Aku punya relasi dengan pustakawan sebelumnya, jadi aku diperkenalkan. Habisnya aku suka buku!

Asatsuki : Kalau Chisha, perawat persik sebelumnya adalah kenalan kakeknya.

Chisha : Sewaktu kecil, aku sering makan persik sampai perutku penuh, jadi kakek menyarankan untuk menjadi perawat persik di kuil.

Asatsuki : Chisha itu lumayan rakus, lho.

Chisha : Berisik.

Asatsuki : Ahaha!

Wist : ....

Asatsuki : Kau kenapa, Wist? Kenapa kaget begitu?

Wist : Yah, itu....

Wist : (Di tempat asalku, pekerjaan ditentukan oleh akademi setelah melihat kecocokannya.)

Wist : (Memang ada orang yang meneruskan jejak orang tua ataupun kenalannya, namun itu adalah sesuatu yang diputuskan oleh akademik berdasarkan kecocokan, bukan sesuatu yang bisa diputuskan individu.)

Wist : Apakah semua orang disini begitu? Mereka yang tidak bekerja di kuil, bagaimana pekerjaannya dipilihkan?

Chisha : Daripada dipilihkan, lebih tepatnya mereka memilih sendiri.

Asatsuki : Banyak orang yang memilih pekerjaan berdasarkan makanan favorit mereka. Mereka  memilih berdasarkan lingkungan dan relasi para pekerjanya juga, sih.

Chisha : Intinya mereka memilih berdasar untung tidaknya.

Asatsuki : Pekerjaan yang tidak diminati orang lain biasanya mendatangkan lebih banyak uang. Lalu, ada juga orang yang kepikiran membuat pekerjaan baru.

Chisha : Singkatnya, mempekerjakan orang yang ingin mengerjakan hal itu. Biasa, kan?

Wist : Mempekerjakan orang yang ingin melakukannya...?

Wist : ...Bu. Ahahaha...!

Asatsuki : Wist...?

Chisha : Kau kenapa, tiba-tiba!?

Wist : Maaf. Rasanya, tiba-tiba bahuku melemas.... Ku-ahahaha....

Wist : Begitu, ya.... Begitu rupanya...!

Chisha & Asatsuki : ...?

Wist : Ini yang namanya, kebebasan...!

***

(Bersambung)


IDOLiSH7: LINK RING WIND

Diterjemahkan oleh: Nisrina AF

(20 Mei 2023)



Komentar