Mana : Panas...!
Chani : Fufu. Pelan-pelan.
Mana : Ya, terima kasih.
Chani : Syukurlah kau sudah bisa bangun dan nafsu makanmu juga pulih.
Vail : Benar. Sejak hari itu, kau tertidur selama tiga hari tiga malam, kami tidak tau apa yang akan terjadi.
Mana : A....
Vail : Kenapa, Mana? Tiba-tiba berdiri begitu.
Mana : Chani, Vail, terima kasih. Kalian telah menyelamatkanku....
Mana : Aku baru pertama kali merasa sedingin itu.... Pandanganku memutih, aku juga tidak bisa merasakan kaki dan tanganku.... Jika kalian tidak menemukanku, aku pasti....
Chani : Mana.... Kau pasti ketakutan, ya. Tapi sekarang semuanya baik-baik saja.
Vail : Pokoknya, istirahatkan dulu tubuhmu. Supnya sebentar lagi pasti tidak akan terlalu panas.
Vail : Sebentar lagi, Lazi akan pulang membawakan roti.
Mana : Baik. Aku juga harus berterima kasih kepada Lazi. Dia terus merawatku.
Vail : Ya.
Mana : ...Enak. ...Hm?
Chani : Ada masalah?
Mana : Kupikir yang ada di sup ini kentang, ternyata bukan, ya. Ini apa?
Vail : ...? Itu kentang, lho.
Mana : Eh?
Vail : Itu kentang yang kami tanam di tanah hangat dekat sini. Enak, kan?
Mana : Ditanam!? Kentang ini!?
Chani : Apakah tidak cocok dengan seleramu?
Mana : Bukan begitu. Ini sangat enak! Hanya saja, rasanya agak berbeda dari yang kutau.
Vail : Rasanya beda? Maksudnya?
Mana : Kentang yang pernah kumakan rasanya lebih manis.
Chani : Menurutku, kentang ini sudah cukup manis, lho...?
Vail : Kentang yang pernah kau makan itu seberapa manisnya?
Mana : Ada banyak jenisnya, tapi ada yang rasanya semanis buah.
Mana : Warnanya juga hampir mirip dengan kentang ini, tapi yang itu lebih kuning dan cerah....
Mana : Itu, tau mangga, kan? Warnanya semacam itu.
Chani : Tu-tunggu dulu. Manis, berwarna kuning cerah...! Vail, itu...!
Vail : Ya, jangan-jangan....
Mana : A, tidak sopan, ya. Padahal kalian sudah menyiapkannya untukku, tapi aku malah bilang kurang manis. Aku minta maaf....
Chani : A, maaf. Bukan itu.
Chani : Kami kaget karena sepertinya kentang yang diceritakan Mana adalah jenis yang selalu ingin kami tanam....
Mana : Tanam...?
Vail : Kami mencobanya berkali-kali, namun gagal menanamnya.
Vail : Begitu rupanya, jenis tanahnya sangat berpengaruh rupanya.
Chani : ...Vail.
Vail : Ya.
Mana : ...?
Vail : Mana, kau pasti mengalami banyak kesulitan untuk menumbuhkan kentang di tempat asalmu, ya....
Vail : Aku tau ini tidak sopan, tapi kumohon. Maukah kau mengajari kami cara menanamnya?
Mana : Eh...?
Chani & Vail : Kumohon!
Mana : E, tu-tunggu dulu! Angkat kepala kalian! Meski kalian memohon seperti itu, aku....
Vail : ...Memang sulit, ya.
Chani : Benar juga.... Kami juga gagal berulang kali. Kau tidak bisa dengan entengnya memberi tau trik dari sawah lain....
Mana : Ah, bukan. Bukan begitu. Kalian salah paham. Aku... tidak pernah menanamnya.
Chani & Vail : E...?
Mana : Kentang itu.... Lebih tepatnya aku tidak pernah menanam satu pun sayur ataupun buah.
Mana : Karena itu semua akan tumbuh sendiri....
Chani : Itu, maksudnya...?
Vail : Apa maksudmu, Mana?
(Ceklek)
Lazi : Aku pulang! Aku bawa roti yang baru saja dipanggang, lho! Maaf lama... eh?
Lazi : E, ada angin apa ini? Apa yang terjadi?
Mana : Justru aku yang ingin bertanya....
***
(Bersambung)
IDOLiSH7: LINK RING WIND
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(20 Mei 2023)

Komentar
Posting Komentar