---Pertama,
tolong ceritakan saat Anda mengikuti audisi.
Semenjak
debut, saya belum lolos audisi manapun. Karena itu, bagaimanapun juga saya
ingin sekali lolos audisi IDOLM@STER SideM (SideM), dan saya berusaha keras.
Namun, yang pertama gagal, kedua juga gagal, dan akhirnya pada yang ketiga saya
lolos sebagai (Okumura) Nao.
---Sejak
kapan Yano-san mendaftar audisi SideM?
Dari
awal saat DRAMATIC STARS dan Beit. Saya mendaftar untuk (Kashiwagi) Tsubasa dan
(Takajo) Kyoji. Lalu beberapa bulan kemudian, untuk W juga. Lalu sejujurnya
pada yang ketiga, saya mendaftar untuk (Kagura) Rei dan (Kabuto) Daigo. Manajer
saya berasal dari Hiroshima, jadi beliau mengajarkan dialek Hiroshima yang
dipakai Daigo, namun setelah mencobanya pertama kali, “Sudah cukup” begitu
tanggapannya…. Segera setelah itu, saya ditawari “Mau mencoba membaca milik
Okumura Nao?” dan diberi dokumennya, saya pun langsung mencobanya. Saya sendiri
tidak punya ciri khas anak SD, dan saya tidak tahu bagaimana sebaiknya
memerankannya, namun pokoknya saya mencoba memerankannya sesuai dengan kesan
pertama yang saya dapat. Setelah membuka hasilnya, saya diterima sebagai Nao,
bukan Rei ataupun Daigo. Pada angkatan saya ada juga Hamano Daiki dan Nogami
Sho yang sudah diterima lebih dulu, jadi saya merasa “Aku diterima juga!”. Saya
begitu senang saat lolos.
---Ada
enangan seperti apa saat Anda pertama kali merekam kompilasi?
Sutradara
suara, Tuan Hamano Takatoshi, menjelaskan kenapa saya dipilih. Katanya, “Suara
Yano-san cantik tipis, sangat cocok dengan Nao”. Setelah mendengarnya, saya
menjadi tahu dasar Nao yang ada dalam diri saya, dan saya menjadi lebih percaya
diri. Kalau sekarang saya memang sudah lebih percaya diri, namun itu adalah
yang terbaik yang saya bisa pada waktu itu.
---Selanjutnya
tolong ceritakan kenangan saat pertama kali rekaman untuk lagu.
Di
antara 3 orang di Mofumofuen, tinggi jangkauan suara Nao berada di tengah.
(Himeno) Kanon tinggi, sedangkan (Tachibana) Shiro rendah. Karena berada di
tengah, jika terlalu imut akan terlalu mirip dengan Kanon, dan jika terlalu
menggunakan suara anak laki-laki, akan mirip dengan Shiro. “Lalu bagaimana
menyesuaikannya?”, saya kurang mahir dalam hal itu, sehingga saya pernah
khawatir karenanya. Nao adalah anak yang tidak begitu percaya diri namun
perasaan semangatnya untuk menjadi Idol cukup kuat, jadi saya mengekspresikannya
namun dengan hati-hati agar tidak maju terlalu jauh. Di sisi lain, yang
menyenangkan adalah kami bertiga bernyanyi bersama sehingga kami dapat menjaga
suara. Lalu, saya tahu menyanyi sebagai karakter itu begitu sulit, yang
dibayangkan di kepala sering tidak sama dengan output yang keluar dari mulut,
jadi saya sangat kesusahan. Pada rekaman pertama saya merasakan banyak hal.
---Di
antara itu, lagu apa yang membuat Anda merasa menangkap gaya bernyanyi Nao?
Saya
tidak pernah merasakannya. Sekarang pun saya selalu memikirkan cara agar bisa
menangkapnya. Tapi memang dibandingkan saat di awal, saya lebih percaya diri
dapat mengeluarkan ciri khas Nao, saat bernyanyi saya selalu mengusahakan yang
terbaik saat itu, namun setelah mendengarkannya, saya dapat menarik pengalaman
dan berbagai perasaan seperti “Harusnya lebih begini”, pun keluar. Perasaan
untuk menangkap lagu Nao masih belum berubah sejak rekaman pertama.
---Kalau
begitu, lagu apa yang terasa tidak terbayangkan dan segar bagi image Nao?
Setiap
kali keluar lagu baru, saya merasakan sisi tak terduga dan baru dari Nao. Mulai
dari up-tempo, perlahan, dan blip-blop. Ada banyak varian lagu, namun misalnya
“Yang ingin disampaikan adalah perasaan ini”, itu berbeda dengan lagu ceria
yang biasanya, ini bertujuan untuk memberi perasaan dekat pada seseorang dan
saya menyanyikannya dengan lembut. Pada liriknya ada suatu gambaran dunia yang
baik. Untuk lagu barunya, seperti “Handmade Kimi Heart!”. Itu adalah lagu
dengan pesan “Setiap orang adalah pahlawan, kau tidak sendirian, tetaplah apa
adanya,” yang ingin disampaikan Nao dan kawan-kawannya, dan kami pun hadi
menyanyikan lagu yang seperti itu, setiap ada lagu baru, selalu ada penemuan
baru.
---Tolong
ceritakan kesan Anda mengenai lagu baru, “Growing Smiles!”.
Lagu
ini mengingatkan kembali tentang berbagai hal berharga yang saya rasakan, mulai
dari tekad saat pertama kali menjadi seiyu, saat pertama kali diputuskan
menjadi pemeran Nao, lalu saat pertama bertemu dengan Nao dan para Producer.
Pada lirik lagunya juga digambarkan, namun karena sekarang kita mengerti betapa
pentingnya itu, kita dapat melangkah maju, ini adalah lagu yang seperti itu.
Terutama pada bagian A-melodi yang kedua, saya merasa itu bermakna “Momen ini
ada berkat pertemuan dengan Nao”. Perasaan yang ada di awal, akan jadi mudah
terlupakan setelah bertahun-tahun dan melalui banyak hal, sekali lagi saya
diingatkan betapa berharganya perasaan saat masih baru seperti itu.
---Apakah
Anda ingat saat pertama kali tampil di panggung?
Ya.
Waktu itu adalah event perilisan “THE IDOLM@STER SideM ST@RTING LINE
-13&14&15” pada tahun 2016. Saya menerima foto yang diambil oleh
manajer saya, namun saat melihatnya sekarang, kualitasnya buruk, ya. Kepakan dn
lambaiannya kurang bagus, namun saya merasa hasratnya begitu kuat. Selagi
memerankan anak SD, apakah nyanyian dan tariannya dapat diterima oleh para
Produser, apakah saya bisa menyanyi tanpa salah lirik dan tetap menjaga suara,
apakah pengekspresian Nao dapat diterima semuanya, ada banyak kecemasan seperti
itu, namun setelah melihat lautan lampu konser dan ekspresi Produser yang
tampak senang, ada momen saya merasa “Ah, itu diterima”. Pokoknya begitu
sembrono, dan kenangannya agak samar, namun itu adalah momen yang tidak bolrh
dilupakan.
---Kalau
begitu, tolong ceritakan momen yang tidak bisa Anda lupakan saat Live.
“THE
IDOLM@STER SideM 3rd LIVE TOUR ~GLORIOUS ST@GE~” (3rd
Live) di Sendai. Saya sendiri sampai saat ini kadang menghapus bagian dari
kartu yang saya bawa karena merasa “Nao tidak akan mengucapkan kalimat seperti
ini”. Saya terlalu memperhatikan Nao dengan “Kalau mengucapkan kalimat ini
pasti menariik, tapi karena Nao tidak akn mengucapkannya, jadi berhenti saja”,
hingga lupa untuk menikmatinya. Namun pada 3rd Live, Mofumofuen
menyanyikan “Compass Gripper!!!” bersama FRAME dan F-LAGS, saat itu benar-benar
menyenangkan. Waktu itu pemandangannya, ekspresi para performer, serta ekspresi
para Produser tampak begitu tenang, namun dari lubuk hati, saya merasa itu
menyenangkan. “Padahal lebih baik konsernya terus berlangsung seperti ini”.
Saat itu saya merasa bahhwa saya telah selangkah lebih maju. Menurut saya, Nao
juga akan merasa demikian jika ia berada di sini, untuk pertama kalinya, saya
bukannya memperhatikan, melainkan merasa bersatu dengan Nao. Mulai saat itu,
cara berpikir saya juga berubah. Daripada berusaha menjadi Nao, saya berdiri di
panggung bersamanya, dan membuat dasar “Aku ingin jadi orang yang memahami
Nao”. Saya tidak perlu memikirkan apa yang akan dikatakan Nao, untuk lebih percaya
diri dan terbiasa dengan Nao, pertama saya juga harus menikmati konsernya agar
yang lain juga ikut menikmatinya, akhirnya saya memahami hal itu.
---Kalau
begitu, terakhir, apa daya tarik SideM bagi Yano-san?
Berkembang
bersama, serta mengingatkan kembali hal yang berharga. Ini adalah konten yang
sangat dicintai. Itu karena para Produser selalu setia menonton. Saat menonton
kadang ada rasa “Yang sebelumnya lebih baik, ya”, itu juga memberi senyuman,
namun kadang juga membuat sedih. Karena terus berkembang, suatu saat pasti akan
memenuhi ekspektasi para Produser, mulai saat ini pun saya ingin terus ikut
berkembang bersama, menurut saya konten yang bisa berkembang itu adalah daya
tariknya.
***
LisAni Edisi Maret 2022
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(18 Januari 2023)
***


Komentar
Posting Komentar