---Pertama,
kami akan bertanya mengenai hari saat audisi. Apa kejadian yang Anda ingat?
Data
pertama yang saya terima adalah Shinonome Souichirou, namun saat diberi data
keseluruhan dan melihat Idol lainnya, saya membatin “Bukankah aku (Kiyosumi)
Kurou?” begitu. Namun karena di dokumen saya mempresentasikan Shinonome, dan
kemudian saya mendapat panggilan “Tolong datang untuk studio audition”,
saat itu saya bukan diminta untuk Shinonome, melainkan untuk Kurou dan Hanamura
Shoma. Karena itu, “Lihat! Kurou datang!” impresi seperti itu masih membekas.
Saya sangat gugup saat studio audition pertama kalinya. Di studio, saya
tidak hanya mencoba Kurou dan Shoma, melainkan juga Kamiya (Yukihiro).
Hasilnya, saya ditetapkan menjadi pemeran Kurou yang memang telah saya
persiapkan paling matang, dan itu sangat membekas dalam kenangan saya.
---Bagaimana
hari di saat Anda pertama kali merekam kompilasi untuk Kurou?
Ada
Kuma-chan (Kumagai Kentarou), saya, dan Matsumoto (Takuya)-san, tapi saya tidak
bisa melakukannya dengan bagus, waktu yang disediakan pun tidak cukup. Lalu
saya menabrak waktu rekaman Matsumoto-san, kemudian saya lembur untuk rekaman,
namun akting saat audisi dan akting yang saya buat ternyata berbeda. “Tolong
bicara pelan-pelan tanpa aksen dengan suara yang lebih tinggi”, dan sewaktu
saya memasukkan intruksi itu, “Ternyata beda dari perkiraan…”. Butuh waktu
untuk memperbaikinya, dan jelas saya jadi kesusahan[1]
karena Kurou.
---Anda
‘kesusahan’ sampai suaranya tepat, ya….
Ya,
benar (serius). Saya berulang kali mencoba dan gagal. Meski saya sadar untuk
bicara pelan, namun saat menghadap mic akhirnya menjadi cepat, intonasinya juga
berlanjut. Saya juga diminta untuk “Tolong bicara dengan sedikit lebih tipis”,
itu kenangan yang cukup merepotkan, karena saya harus mengoreksi image yang
berbeda.
---Menurut
Anda, Kurou itu Idol yang seperti apa?
Saat
melihat komik di dalam social game “IDOLM@STER SideM”, hubungannya dengan
(Nekoyanagi) Kirio dan Shoma, ia terlihat lebih kaku dan memberi kesan seperti
karakter tsukkomi. Ia sering menanggapi, “Berhenti!” dan sering
mengomeli Kirio.itu cukup sering terjadi, hingga saya mengira dia Idol dengan
peran tsukkomi, namun ternyata bukan, ya. Idol di IDOLM@STER SideM
(SideM) dibagi menjadi tipe physical, mental, dan inteli, namun
saya rasa Kurou adalah orang yang punya semua kepribadian itu. Pada awalnya ia
bertipe mental karena image-nya yang sangat menghargai tradisi minum
teh, namun setelah dilihat lagi ia punya visual yang bagus seperti halnya inteli,
serta sikap keras kepalanya yang ingin menghancurkan tradisi selama ini dan
akan melakukan apapun demi membuat banyak orang menikmati the, itu sepeti ciri physical.
Ia adalah Idol indah yang membawa tiga tipe itu.
---Tolong
beritahu lagu yang menurut Anda terasa seperti milik Kurou.
Pada
awalnya ia tidak punya aksen, dan saya bernyanyi untuknya dengan tanpa
gelombang, namun yang memmbuat saya membatin “Ini lagunya!” itu adalah lagu
solo-nya, “Nagaruru Kaze no Gotoku~Wakeiseijaku~”. Waktu berbicara dengan
direktor, beliau juga berkata “Nuansa akhir kalimatnya terasa seperti Kurou-kun
yang dibawakan Nakada-san”. “Begitu rupanya!” batin saya. Pada lagu SAI, lebih
banyak musik yang meriah dibanding Kurou, karena itu saya membawa Kurou yang
gembira, namun “ciri khas Kurou” itu sendiri baru keluar pada lagu solo-nya.
Saat pertama kali melihat liriknya, saya merasa tercerahkan. Mungkin Kurou-kun
juga demikian.
---Selanjutnya
kami akan bertanya mengenai lagu “Growing Smiles!”. Bagaimana kesan Anda saat
menyanyikan lagu ini?
Saya
sangat suka bagian lirik “Konna kimochi wo okuritai tte omoeru dareka ga iru
koto ga”. Bukan bermaksud membedakan, tapi ini adalah lagu yang sekali lagi
membangkitkan motivasi. Dengan bertambahnya 3 orang dari C.FIRST, lagu ini
terasa seperti penanda 315Production yang terlahir kembali dengan 49 orang.
Lagu ini mengesankan bahwa meski ada pandemi corona, tetap ada bagian yang
tidak terpisahkan, lagu yang berbeda dengan “DRIVE A LIVE” dan “Beyond The
Dream”, yang mengatakan “Ayo melangkah bersama!”. Ada cukup banyak lagu tentang
“melangkah bersama” di SideM, namun menurut saya lagu ini secara khusus
menggambarkan, “Ada banyak hal yang menyakitkan, tapi aku akan membawamu”,
“Mari melangkah bersama”, begitu.
---Apakah
Anda menggunakan teknik yang berbeda saat membawakan lagu unit, lagu solo,
maupun lagu keseluruhan?
Pada
lagu Sai, hampir tidak ada Bahasa Inggrisnya, namun pada lagu keseluruhan,
Bahasa Inggrisnya cukup banyak. Lalu, ada juga kata-kata seperti “ore”
dan “○○da ze!” yang biasanya tidak dipakai oleh Kurou. Saya sendiri
menyanyikan lirik Bahasa Inggrisnya seperti hiragana. Lalu lagu keseluruhan
biasanya lebih menggebu, namun saya biasanya tidak begitu memmbedakan pembawaan
lagu unit dan lagu keseluruhan.
---Anda
sudah tampil di banyak panggung, namun pernahkah Anda merasakan bahwa hubungan
para pemeran yang mendalam itu sampai berpengaruh ke pertunjukannya?
Ya,
pernah. Waktu (Yamashita) Daiki-kun tidak bisa tampil, kami hanya tampil berdua
(dengan Balletta Yutaka), jadi waktu yang saya habiskan dengan Balle-chan
(Balletta Yutaka) cukup banyak. Balletta Yutaka yang saya kenal itu tipe orang
yang my pace dan kadang keras kepala. Awalnya saat melihat ayunannya,
saya memberi saran “Balle-chan, bagian ini mungkin sebaiknya lakukan dengan
begini?” namun ia keras kepala dan tidak mau memperbaikinya (tertawa).
Akhir-akhir ini itu pun menjadi ciri khas Balle-chan. Lagipula, Shoma-san itu
dipoles oleh Balle-chan, dan Kurou-kun dipoles oleh saya, sebaliknya itu tumbuh
jadi kepercayaan bahwa hal yang dikira masing-masing baik akan dimasukkan, dan
diserahkan pada masing-masing. Ditambah, jika ada yang kurang, kami juga saling
mendukung. Dulu, Balle-chan pernah mengatakan “Yuuyu (Nakada) menakutkan”
(tertawa). Saya memang 5 tahun lebih tua, namun sepertinya saran seperti “Kalau
dibuat begini, akan lebih baik lho”, diterima sebagai ikut campur yang kurang
perlu (tertawa masam). Suara nyanyian Sai juga berantakan, bukan? Kirio bisa
dibilang melompat-lompat, Shoma dengan suara yang berat dan dalam, lalu suara
Kurou yang agak tinggi. Meski berantakan, pada akhirnya itu bisa bersatu, dan
malah jadi ciri yang bagus, bukan? Pada poin ini juga hal yang bisa ditangani
sendiri diserahkan sepenuhnya, dan saat ada yang perlu dibantu maka akan dibantu,
hubungan seperti ini berlanjut selama 6 tahun.
---Melihat
berbagai macam lagu yang ada, Sai seperti apa yang ingin Anda lihat kedepannya?
Lagu
ala Jepang itu ada banyak polanya, namun setelah melihat tema selama ini, saya
merasa punya teori sendiri. Menurut saya sendiri, masih ada hal dalam perkiraan
saya yang belum keluar. Itu membuat saya berpikir, bagaimana saya sendiri,
bagaimana Sai akan melampauinya. Saya sangat menantikannya. Misalnya pada “Shukusai!”
itu paduan gaya Jepang dan Rapp, “Sou -So Beautiful-“ merupakan lagu
dengan cerita yang pasti, pada “Sakurairo” atmosfernya seperti pada
zaman dahulu, dan dibuat dengan nuansa yang abstrak. Kami sudah menyanyikan ballad
juga, saat Live “Shukusai!”, bagian Rapp Jepang Kirio juga ditampilkan,
menurut saya Sai masih terus membawa sesuatu yang tak terbayangkan. Saya ingin
melihat lebih banyak kombinasi “Jepang X ○○”. Saya sangat berharap pada Sai
yang akan melampaui bayangan saya.
---Kalau
begitu, yang terakhir, menurut Anda, bagian mana yang merupakan daya tarik
SideM?
Itu
adalah konten yang dapat dinikmati dengan berbagai cara. Itu termasuk game,
Live, musik, hingga komik. Game-nya juga ada beberapa sampai terpikirkan ‘Apa
ada beberapa garis dunia juga, ya?’, Producer akan menemukan yang menarik di
antara itu, lalu dari situ berkembang jadi “Yang ini juga”, itu juga merupakan
daya tariknya. Itu adalah konten yang kaya, yang mana merupakan bagian 315 (saikou)
dari SideM.
[1]
Kanji kesusahan disini (苦労)
juga dibaca Kurou.
***
LisAni Edisi Maret 2022
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(13 Januari 2023)
***


Komentar
Posting Komentar