---Apakah
Anda ingat saat mengikuti audisi IDOLM@STER SideM (SideM)?
Saya
dipanggil untuk Pierre dan (Sakuraba) Kaoru baik untuk Tape Audition
maupun Studio Audition. Itu termasuk pertama kalinya saya mengikuti
audisi di studio, saya ingat waktu itu saya sangat gugup karena disana ada
banyak orang dewasa seperti manajer dari perusahaan lain, orang-orang produksi,
hingga sutradara musik. Pertama saya berakting dan menyanyi sebagai Kaoru baru
dilanjutkan dengan Pierre. Saya menggunakan suara rendah untuk memerankan Kaoru
di awal, karenanya saat berganti menjadi Pierre, saya tidak dapat mengubahnya
dengan baik, dan saya ingat waktu itu saya pulang dengan perasaan, “Yang ini
gagal, ya.”
---Mengenai
peran Pierre. Bagaimana perasaan Anda saat itu?
Ini
tidak hanya terbatas pada SideM, sampai sekarang pun ketika menerima
pemberitahuan audisi saya tidak dapat senang sepenuhnya. Habisnya bersamaan
dengan rasa senang itu, ada juga tekanan yang muncul, lalu diikuti dengan
kecemasan juga. “Aku lulus. Apakah aku dapat menjalankan peran ini dengan
baik?” begitu isi kepala saya. Saat Pierre pun perasaan itu begitu kuat. Berbeda
dengan karakter lain yang saya perankan dengan suara tinggi, dia adalah anak
yang bicara dengan Bahasa Jepang yang tidak sempurna, saya harus memenggal satu
kalimat dan meninggi, penggal dan meninggikan lagi. Saat itu saya belum tahu
cara meninggikannya, dan saya selalu kesulitan sejak audisi. Karenanya, saat
menerima pengumuman lulus, saya selalu bergelut dengan pemikiran untuk terus
menghadapi penampilan yang kurang memuaskan. Setelam mengalami banyak hal,
akhirnya sekarang saya dapat memahami ombak itu.
---Kapan
Anda merasakan kesulitan menunjukkan dialek milik Pierre?
Kompilasi
pertama adalah untuk suara game, dan itu gagal total. Seperti yang telah
dibicarakan tadi, saat itu saya belum bisa dengan gaya memecah frasa dan
menaikkan suara pertama. Karakternya juga jadi kabur karena saya tidak dapat
memerankannya dengan konsisten. Bagi saya pada waktu itu, tidak terbatas pada
Pierre, melainkan pada peran lain juga. Karenanya, saya cemas dengan kompilasi
SideM. Sehari sebelum kompilasi itu, lagi-lagi saya tidak dapat melakukannya
dengan baik, sampai akhirnya ada pikiran… kalau begini, pasti saya tidak dapat
memenuhi ekspektasi. Itu berlanjut sampai kurang lebih 3-4 tahun.
---Bagaimana
dengan rekaman lagu pertama Anda?
Untuk
lagu juga sama. Itu pengalaman pertama saya berkat bertemu dengan Pierre. Saat
mendengar suara yang lain, saya dengan mudahnya berpikir untuk Pierre pun pasti
akan berjalan dengan mudah, namun pada bagian “Yoisho!” saya harus
meninggikannya dan saya tidak bisa bernyanyi sebagai Pierre. Saya tidak tahu
cara membuat suara “Yoisho!” itu. Kompilasi lagu maupun kalimat, pada awalnya
tekanannya sangat besar.
---Setelah
melewatinya, menurut Anda Pierre itu orang seperti apa?
Saya
pikir dia Idol yang identik dengan ‘imut’, namun saat kompilasi “IDOLM@STER
SideM GROWING STARS”, saya kembali berpikir kalau dia keren. Dia sangat dewasa
di usianya yang masih 15 tahun. Waktu bicara dengan Bahasa Jepang dia sangat
kaku dan payah, yang menunjukkan sisi lucunya, namun di sisi lain, bagaimana ia
benar-benar serius memikirkan negara kelahirannya dan melakukan aktivitas
Idol-nya, membuat Pierre nampak sebagai anak laki-laki yang jujur. Ia sangat
keren dewasa, sampai tak disangka usianya baru 15 tahun. Saat masih diliputi
kecemasan, saya tidak menyadari itu dan hanya menampilkan bagian imutnya saja. Tentu
saja, ia memang punya sisi imut, namun akhir-akhir ini saya berpikir untuk
mementingkan bagaimana akarnya.
---Apakah
ada lagu yang sukses Anda gambarkan sebagai Pierre yang seperti itu?
Bagi
saya, semua lagu dapat menggambarkannya. Di dalam kepala saya berulang kali ada
rasa khawatir maupun mencoba meraba-raba, namun sampai sekarang saya berusaha
keras untuk bernyanyi dengan membawa image Pierre.
---Seperti
Horie-san mengejar punggung Pierre, ya?
Saya
selalu mengejarnya. Ada saat dimana saya berjalan dan membayangkannya seperti
itu. Meski saya tengah berjalan-jalan di kota, di depan saya ada Pierre, ia
berlari kecil sambil sesekali berbalik dan berkata “Sini! Sini!” kepada saya. Ada
waktu dimana saya membayangkan punggung itu dan mengejarnya.
---Kenapa
Anda membayangkan sosok Pierre seperti itu?
Menurut
saya dengan begitu mungkin saya dapat menangkap Pierre. Saya memikirkan Pierre
sedemikian rupa…. Apa sih yang kulakukan (tertawa).
---Sekarang
pertanyaan mengenai Pierre yang ikut menyanyikan lagu gabungan “Growing
Smiles!”. Bagaimana kesan musiknya dan kesan saat Anda menyanyikannya?
Dari
melodi maupun liriknya, rasanya lebih hebat dari SideM selama ini. Karenanya
saya berusaha menyanyikannya tanpa membawa kesan yang sama seperti selama ini. Dalam
lagu gabungan mau bagaimanapun suara kita akan tertutup, karena itu biasanya
saya mencoba untuk tidak terlalu menonjol, tapi di sisi lain tetap menunjukkan
poin saat bergabung, namun pada lagu ini saya menyanyikannya tanpa berpikir
demikian.
---Ada
berbagai acara seperti penampilan di beberapa distrik maupun event lainnya.
Tolong ceritakan kenangan Anda sebagai Beit yang membuat Anda berpikir “Ah, hal
seperti ini juga ada, ya”.
Saat
kami bertiga berkumpul dan tampil di “THE IDOLM@STER SideM GREETING TOUR 2017
~BEYOND THE DREAM~” di Ishikawa, hari itu benar-benar sangat menyenangkan.
Awalnya kami bertiga berencana untuk makan bersama setelah acara selesai, namun
tiba-tiba Umehara (Yuuichirou)-san berkata “Aku lelah, mau tidur saja”. Saya
dan Takatsuka (Tomohito)-san pun membalas “Padahal kita sudah janji mau makan
bertiga…!” lalu kami berkeliling di Kanazawa untuk mencari tempat akan.
Kemudian tiba-tiba Umehara-san mengirim pesan “Sekarang lagi dimana?”. “Ayo
makan bareng”, begitu. Sambil berkata “Nah, akhirnya mau juga!”, lalu berkumpul
dengan Umehara-san dan makan di restoran sushi. Malam itu sungguh sangat
menyenangkan.
---Sungguh
cerita yang indah!
Umehara-san
sengaja membuat kami berkeliling! (Tertawa). Kanazawa terkenal dengan ikan
Nodoguro-nya, namun di menu tertulis “harga berubah-ubah”. Saya pun dengan
santainya mengatakan “Harganya tidak tertulis, ya”, karena yakin Umehara-san
akan menraktir, dan saya menikmatinya dengan lahap (tertawa).
---Selanjutnya,
tolong ceritakan Live yang tidak dapat Anda lupakan.
Itu
adalah saat acara peringatan penjualan CD “THE IDOLM@STER SideM ST@RTING LINE –
03 & 04”. Awalnya kami muncul dengan membelakangi penonton, kemudian
berbalik. Pemandangan yang saya lihat waktu itu, benar-benar membuat gugup.
Jarak panggungnya juga sangat jelas sampai saya dapat melihat wajah para
produser satu per satu dengan jelas, namun begitu melihat ekspresi para
produser, ada kekhawatiran “Bagaimana kalau nanti salah liriknya”, dan berbagai
perasaan lain ikut meluap. Sepertinya momen itu adalah yang paling tidak
terlupakan bagi saya.
---Kalau
begitu sebagai penutup, tolong ceritakan daya tarik SideM menurut Anda.
Setiap
idolnya memiliki konsentrasi power yang hebat. SideM merupakan konten
yang menggali kehidupan mendalam setiap karakternya. Saat memberi spot pada
salah satu karakter, ada kalanya karakter lain juga ikut tersorot. Menurut saya
episode yang dalam seperti itu juga merupakan daya tariknya. Lalu, daya tarik
lainnya adalah banyaknya Idol dengan kepribadian yang kuat dalam sekali lihat.
Contohnya Pierre, awalnya dia juga terlihat mengenakan kostum kodok. Impak
seperti itu juga merupakan daya tarik SideM.
***
LisAni Edisi Maret 2022
Diterjemahkan oleh: Nisrina AF
(27 Desember 2022)
***


Komentar
Posting Komentar